Sebuah Renungan (SCT)

aku minta maaf kepadamu
karena aku tak mampu mengungkap kata yang keluar dari mulutmu
aku tak mampu membuka tabir cinta kita yang berselubung kabut............

harapan terpentingku adalah dapat meyakinkamu akan rahasia cintaku
yang selama ini terjaga dan hanya untukmu...............

yang perlu kau lakukan adalah berdiri di depan pintu ketulusanku
tanpa ada satu curiga mendasar yang membuat dirimu cemas
yang pada akhirnya membuka peluang kepahitan kembali bersanding
dan menghempaskan kita pada penyesalan tiada tara...............

aku akan sangat bahagia sekali
jika kau meletakkan kedudukan cinta kita pada pondasi yang kokoh
bertahtakan keindahan akan sebuah keadaan yang nyata
sebagai semboyan akan keberadaan yang hakiki..............


seandainya aku harus bicara tentang perjalanan ini
maka semua yang kukatakan adalah sebuah kebenaran
yang selalu aku junjung di atas kehormatan cintaku
dan bersenandung tentang keindahan hening jiwaku...............

meskipun demikian
aku menyadari akan keberadaan dirimu
yang tidak begitu saja mempercayai apa yang keluar dari mulutku
yang selalu berselimut keraguan akan kebenaran ungkapanku
menganggap semua itu adalah pembelaan diri atas segala yang ada...........

aku tidak mengetahui apapun tentang cintaku
aku tidak memiliki cinta lain selain dirimu
meski di sisi lain kau dengar angin berbisik tentang diriku
yang bercerita tentang perjalanan laluku...............

sebenarnya,,,,,,
hal yang paling mendasar adalah sebuah ketulusan
dan alangkah bijaknya bila kita mau menyikapi segalanya dengan dewasa
dengan tidak saling menyalahkan, membenarkan dan membandingkan
mau menerima kekurangan dan kelebihan..................

dengan dasar itulah
aku yakin kita dapat melangkah bersama
melanjutkan perjalanan cerita kita yang sempat terhenti
melawan ganasnya gejolak angkara yang ada dalam diri kita
hingga mencapai akhir yang kita inginkan.......................

yaitu SINGGASANA KEUTUHAN


Seberkas Cinta Tersisa
25/10/11

Tidak ada komentar:

Posting Komentar